EKSEKUSI KEMATIAN PALING KEJAM

Eksekusi penyaliban pertama kali digunakan secara sistematis oleh bangsa Persia pada abad ke-6 SM. Saat itu, korban penyaliban diikat pada pohon atau tiang dengan kaki jauh dari tanah.
Seiring berjalan waktu, bentuk tiang palang (salib) digunakan untuk melaksanakan hukuman ini.
Pada abad ke-4 SM, Alexander Agung dari Makedonia mengadopsi metode hukuman ini dan membawanya ke Mediterania dan berkembang ke Mesir, Suriah, Fenisia dan Kartago.
Perkamen Qumran juga menjadi bukti adanya penyaliban bangsa Yahudi setelah abad ke-2 SM. Dibawah pendudukan Romawi, bentuk hukuman ini menjadi hal biasa. Bahkan pada tahun 4 SM bangsa Romawi telah menyalib sekitar 2000 orang Yahudi.
Tiang salib yang umum digunakan berukuran 1,8 hingga 2,4 meter dengan berat sekitar 130 kg. Sedangkan palang salib yang digunakan berukuran 1,5 hingga 1,8 meter dengan berat 57 kg, sehingga total berat salib sekitar 187 kg.
Dalam hukum Romawi, seseorang yang dieksekusi dengan penyaliban akan mengalami hukum cambuk dulu kecuali perempuan, senator, atau tentara Romawi.
Pencambukkan sangat brutal karena dilakukan dengan tongkat kayu atau cambuk pendek dengan tali kulit dan bola kecil tajam yang diikat diujungnya.
Korban hukuman ditelanjangi, kemudian dicambuk. Hukum Romawi tidak mengenal batasan untuk jumlah cambuk, tapi hukum Yahudi membatasi sejumlah 40 pukulan dengan cambuk tersebut diatas.
Korban yang tidak mengalami kematian setelah menerima hukuman cambuk akan dipaksa membawa "patibulum" atau salib yang diikatkan di pundaknya menuju lokasi eksekusi. Di Yerusalem menurut adat akan ada perempuan yang menawarkan minuman analgesik  atau obat anti sakit pada korban hukuman.
Korban dipaku pada tangan agar tidak lepas dari kayu salib dan kematian korban rata-rata sekitar 3-4 jam.

Matius 27:45-50 (TB)  

Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. 
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? 
Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil Elia." 
Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. 
Tetapi orang-orang lain berkata: "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia."
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. 

Galatia 3:9, 12-14 (TB)  
Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. 
Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.  
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" 
Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

Sebelum saya diurapi dengan kuasa Roh Kudus dan melayani banyak orang-orang yang terikat roh-roh jahat dilepaskan serta melihat dengan nyata bagaimana anak-anak Tuhan yang rajin bahkan banyak yang aktivis gereja masih terikat dan manifestasi dengan menjerit dan mengamuk sehingga harus dilumpuhkan dengan perkataan kuasa. Saya juga sama dengan cara berpikir kebanyakan orang-orang Kristen yaitu hanya menjalankan kewajiban agama di gereja, sehingga tidak pernah menyadari betapa kuasa salib Kristus dalam hidup orang beriman telah menghancurkan segala kutuk dan Roh Kudus memberi kuasa bagi kita untuk menerima kemerdekaan bagi roh,jiwa,dan tubuh kita dari segala belenggu Iblis setelah kita dengan sungguh hati mencari dan menerima dengan lembut firman kebenaran, sehingga kita dilahirkan kembali dan menerima kuasa baptisan Roh Kudus karena janji Bapa setelah kenatian Yesus Kristus dan kebangkitan-Nya.


Yesus Kristus telah menanggung segala kutuk dosa dengan jalan menjadi kutuk atas salib yang ditanggung-Nya, sehingga saat kematian Yesus Kristus selama beberapa saat dibuat sedikit lebih rendah dari malaikat-malaikat.
Ibrani 2:9-10 (TB)  
Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. 
Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah — yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan —, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. 

Komentar

Postingan Populer