Kesaksian Sinarta Ginardi ( ke - 3 )
Setelah kami menerima kemurahan Tuhan dengan mukjizat rumah tinggal, selanjutnya Tuhan Yesus memberikan bisnis baru yaitu restitusi PPN dari seorang kenalan yang mengalami kesulitan untuk memperoleh hak pajak restitusi PPN atas proyek pembangunan dengan perusahaan BUMN.
Sungguh selama mengurus pajak restitusi PPN tersebut beberapa kali sebelum kepindahan kami ke Yogyakarta, saya menerima kemurahan Tuhan Yesus dengan kemudahan pengurusan, sehingga menerima penghasilan uang jasa yang membuat kami terheran.
Sampai dengan suatu ketika di pertengahan Pebruari 1999, Nany istri saya menerima penyataan Roh untuk mulai melayani di kota Yogyakarta, saat itu saya hanya berpikir pelayanan 1 atau 2 malam, namun ternyata yang dimaksud adalah pindah ke kota Yogyakarta.
Dapat dimaklumi, saya langsung abaikan penyataan tersebut dan beranggapan istri saya keliru mendengar atau hanya keinginan sendiri.
Beberapa malam berikutnya saat kami doa bersama, istri saya mendapatkan penyataan yang sama lagi, tapi tetap saya abaikan.
Sampai suatu malam, dinyatakan kembali tentang hal yang sama, dan saya tetap berkeberatan karena maklum saja, dengan pemberian rumah tinggal yang besar dan nyaman,serta penghasilan yang besar dari jasa restitusi pajak sungguh berat meninggalkannya untuk suatu tujuan yang belum saya mengerti. Akan tetapi saya juga takut salah karena keegoisan sendiri, akhirnya dalam doa bersama, saya minta konfirmasi dari Roh Kudus akan kebenaran suara penyataan yang diterima istri saya.
Esok paginya sekitar pk.7 , ada seorang wanita yang telephone ke rumah kami, dia adalah salah satu pendoa syafaat senior di gereja kami. Ibu itu bertanya apakah istri saya bernama Hana (nama baptis yang diberikan), sebab ibu itu mendapat penyataan untuk berbicara dgn seorang bernama Hana yang akan menyampaikan nasehat Roh Kudus dan dia sudah menghubungi beberapa wanita yang bernama Hana di gereja kami waktu itu.
Sungguh mengherankan bagi saya, karena begitu telephone saya berikan pada istri saya, dia langsung berbicara pada ibu tersebut bahwa Roh Kudus mengingatkan agar tidak sibuk melayani dan mengabaikan suami dan anak-anak. Ibu pendoa itu menangis tersedu-sedu dan mohon ampun pada Tuhan Yesus, saya mengambil gagang telephone dari istri saya dan mendengar ibu itu menangis, sehingga membuat saya takut dan ikut menangis sambil berlutut minta ampun karena ketidakpercayaan saya.
Hari berikutnya saya mulai mempersiapkan untuk melakukan survey kota Yogyakarta yang pernah saya datang 20 tahun sebelumnya dan kami tidak ada saudara atau teman di kota tersebut. (berlanjut)
Komentar
Posting Komentar